Trending Topik

Macam-Macam Heat Treatment Logam Baja (Steel) Adopted from The Babcock & Wilcox Company

Diposting oleh On Friday, July 10, 2020

Heat treatment pada baja (steel) selama proses pembuatan/pencetakan dimaksudkan untuk memodifikasi microstructure agar diperoleh hardness atau ductility sesuai kebutuhan, meningkatkan machinability, memperbaiki grain structure (bulir kristal), menghilangkan internal stresses, meningkatkan strength level.
*Grain adalah kristal atau bulir, setiap steel kalau dilihat secara microstrukture maka akan terlihat bulir-bulir sebagai penyusun rapi dalam single structure yang dinamakan "lattice" dan bentuknya akan identik dengan gabungan beberapa lattice pada cell material. Struktur rapi ada pada 1 unsur tertentu dan tiap unsur identik dengan lattice masing-masing. Sedangkan alloy steel (gabungan iron dengan unsur tambahan lain) akan didapatkan lattice yang saling berdesakan satu sama lain sehingga akan membentuk struktur yang kurang teratur. 
Heat treatment pada baja salah satunya difungsikan untuk merapikan atau mengkondisikan lattice dengan harapan memiliki sifat properties sesuai kebutuhan.

Macam-Macam Heat Treatment pada Baja (Steel) adalah:
  • Annealing
Terbagi menjadi 6 yaitu:
1. Full Annealing, pemanasan ferritic steel diatas temparature upper critical transformation (seperti grafik dibawah yaitu A3) dengan menahannya cukup lama sampai benar-benar steel ber-transformasi ke austenite. Kemudian mendinginkan pelan-pelan di temperatur 600 F (316 oC). Full annealing akan meningkatkan grain structure menjadi relatif soft dan ductile material yang bebas dari internal stress.


2. Solution Annealing, pemanasan austenitic SS pada temperatur dimana sebagian besar carbide solution. Steel ditahan pada temperatur tersebut cukup lama untuk mencapai grain growth kemudian diikuti fast cooling (quenching) dengan air atau cairan pendingin untuk mencegah terbentuknya carbide sehingga mencapai optimum creep strength dan corrosion resistance
3. Stabilization Annealing, steel tahap awal dilakukan solution annealing kemudian dilanjutkan pemanasan pada 1600 F=871 oC dengan menahannya. Tahap awal akan terbentuk Cr carbide pada grain boundaries pada steel
4. Intercritical Annealing, pemanasan hypoeutectoid ferritic steel diatas lower critical transformation temperature (A1 pada grafik diatas) tetapi dibawah upper criticial temperature (A3 pada grafik diatas). Kondisi tersebut akan melarutkan semua iron carbide tetapi tidak mengubah ferrite ke austenite. Perlakuan pendinginan lambat dari temperatur tersebut melewati A1 menghasilkan struktur ferrite & pearlite yang bebas internal stress. Pendinginan lambat mirip perlakuan pada full annealing (316 oC)
5. Isothermal Annealing, proses sama dengan intercritical annealing namun pendinginan dihentikan seketika dibawah A1 untuk ber-transformasi steel ke ferrite & pearlite.
6. Process Annealing/Subcritical Annealing/Stress Relieving, dilakukan dibawah lower critical temperature A1 (510-740 oC). Tipe ini tidak memurnikan grain maupun melarutkan cementite tetapi meningkatkan ductility dan mengurangi residual stress di hardened steel.
  • Normalizing
Steel dipanaskan diatas upper critical temperature dan umumnya steel didinginkan di udara atmosfer. Sifat steel yang dihasilkan adalah harder + higher tensile strength daripada full annealing. Untuk menghilangkan cooling stress, maka proses normalizing diikuti tempering


  • Spheroidizing
Ini adalah tipe dari subcritical annealing yang digunakan untuk melunakkan steel dan meningkatkan machinability. Tekniknya yaitu dengan pemanasan fine pearlite dibawah lower critical temperature steel kemudian diikuti pendinginan sangat pelan
  • Hardening (Quenching)
Steel dengan high C dipanaskan untuk memproduksi austenite dan kemudian didinginkan cepat pada cairan atau air atau oli. Selama hardening maka austenite akan ber-transformasi ke martensite. Martensite terbentuk pada temperatur dibawah 400 F=204 oC tergantung kandungan carbon dan jumlah alloying element di steel. Martensite yang terbentuk pada proses quenching/hardening memiliki sifat paling keras (the hardest), high strength dan tahan abrasi.
  • Tempering
Ini diterapkan sesudah normalizing atau quenching kemudian dilakukan pemanasan lagi (second treatment) dibawah lower critical temperature (A1 pada grafik diatas) kemudian diikuti pendinginan sesuai yang diinginkan. Beberapa sifat hardness akan hilang dengan proses tempering namun toughness meningkat dan dampak lain yaitu stress yang timbul karena quenching bisa diminimalisir. Higher tempering temperature menjadikan steel softer & tougher

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2020). Macam-Macam Heat Treatment Logam Baja (Steel), Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] The Babcock & Wilcox Company. Metallurgy, Materials and Mechanical Properties

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Proses Pengolahan Minyak Goreng Kelapa / Kelapa Sawit (Crude Palm Oil)

Diposting oleh On Thursday, November 06, 2014

Flashback dulu, pada zaman saya kecil dulu, nenek saya dikampung selalu membuat minyak goreng sendiri dari kelapa. Kelapa dikuliti (jawa = DISUMBAT) kemudian DICUKIL sehingga yang ada hanya dagingnya kemudian dijemur sampai benar - benar kering (disebut KOPRA), kemudian diparut dan diremas seperti membuat santan sehingga menghasilkan minyak dan ampas (disebut BLONDO). Waktu zaman saya kecil, rambutku selalu diminyaki sama nenek dari minyak tersebut yang ditambah dengan daun mangkokan. Daun mangkokan diiris tipis - tipis kemudian dikeringkan sesudah itu dicampur dengan minyak kelapa tadi untuk minyak rambut yang harum baunya.

"Years ago, since I was still child, my grandmother in the village always made alone frying oil from coconut. Coconut was opened then broke so that knew fruit meat then dried until perfect dry, then scraped and squeezed like peoples made milk coconut so that produce oil and residue. When I was still child, my hair always gave hair oil from that coconut oil by my grandmother which added with "mangkokan leaves". This leaves was thin sliced then dried and after that mixed with coconut oil for hair oil that smell fragrant."
Disumbat
Sumber gambar : http://pertanian.merdeka.com
Dicukil
Sumber gambar: http://www.antarafoto.com
Kopra
Sumber gambar : http://www.radioaustralia.net.au
Blondo
Sumber gambar : http://ricki-subagja.blogspot.com
Daun Mangkokan
Sumber gambar : http://egafarm.blogspot.com
BACA JUGA : Proses Pengolahan Batu Kapur / Gamping

Untuk minyak goreng dari kelapa sawit, ada 9 proses tahapan yaitu :
  • Sterilization
Adalah pemanasan menggunakan Sterilizer berupa uap panas yang bertujuan agar biji sawit lepas dari tandan, mematikan bakteri dan enzim lipolitik (tujuan agar kadar asam lemak bebasnya lebih stabil) serta mengurangi kadar air biji sawit

"Is the heating using sterilizer like hot vapor which have purposes such as palm seeds separated from bunches, killing bacteria and lipolytic enzymes (purpose to stabilize free fatty acid content) and reduce water content of palm seeds."
  • Sorting / Thressing
Adalah pemilahan tandan dan biji oleh alat Thresser, biji dipisahkan dari tandannya untuk diproses ke tahap berikutnya. Cara kerjanya adalah membanting tandan dari atas dan bawah shg biji rontok dari tandannya

"Is the sorting between bunches and seeds by thresser, seeds is separated from bunches to processed to the next step. The working principle is throw bunches from up to down so that seed fall out from stem."
  • Digesting & Pressing
Adalah proses penghancuran biji buah agar pecah dan dilakukan pengepresan sehingga didapatkan minyak mentah (Crude Palm Oil / CPO). Ada 2 jenis minyak mentah yaitu didapatkan dari biji sawit (Palm Kernel Oil) dan daging buah / sepet (Palm Fruit Oil). CPO berwarna merah orange karena mengandung beta karoten (pro-vitamin A)

"Is the process destruction of fruit seed so break and done pressing so that obtained crude palm oil. There are 2 kinds of crude palm oil such as from palm seeds (palm kernel oil) and fruit meat (palm fruit oil). Crude palm oil has red orange color because it is contain beta carotene (pro-vitamin A)."
Sumber gambar : http://www.oil-press-machine.com
  • Purification
Adalah proses pembersihan CPO dari pengotor padatan seperti serabut, lumpur, pasir, air dll sehingga yang masuk ke pengolahan selanjutnya adalah Purified CPO. Kandungan kimia CPO adalah ± 95 % Trigliserida dan sisanya Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA), Carotenoid (vitamin A), Phospolipid (Getah), Tocopherols (Vitamin E) dll

"Is the cleaning process CPO from solid impurities such as palm fibers, mud, sand, water etc so that enter the next processing is purified CPO. Chemical contents is ± 95 % tryglyseride and residue likes free fatty acid, carotenoid (vitamin A), phospholipid (gum), tocopherols (vitamin E) etc."
  • Degumming
Adalah penghilangan getah / lendir yang masih terikut CPO

"Is the removing of gum / mucus that entrained CPO."
  • Netralisasi
Adalah proses menghilangkan asam lemak bebas (Free fatty Acid / FFA) karena dapat menimbulkan bau dan tengik. Cara yang biasa dipakai adalah reaksi penyabunan (Saponifikasi) dengan Soda Caustic (NaOH) sebagai berikut :
R--COOH (FFA) + NaOH (Soda Caustic)---> R--COONa + H2O
Sabun yang dihasilkan dipisahkan dengan cara sedimentasi

"Is the process removing free fatty acid because it can cause bad smell and rancid. The commmon method used is saponification with caustic soda. Soap produced separated with sedimentation."
  • Bleaching
Adalah pemucatan / penghilangan warna dari minyak sehingga didapatkan warna minyak yang kuning jernih. Pemakaian yang umum adalah adsorben dari activated carbon dan bleaching earth

"Is the bleaching / decoloration from palm oil so that obtained clear yellow palm oil. The common use is adsorbent from activated carbon and bleaching earth."
  • Deodorizing
Adalah tahap penghilangan bau tidak enak dari minyak yaitu dengan cara pemberian uap pada tekanan atmosfer atau keadaan vakum.

"Is step removing bad smell from palm oil with the principle give steam in atmosferic pressure or vacuum condition."
  • Refining
Adalah proses pemisahan minyak, fraksi yang berbentuk padatan disebut Stearin (Asam Stearat) dan yang berbetuk cair disebut Olein (Asam Oleat / Omega 9). Sering kita menemui minyak goreng 2x penyaringan, ini maksudnya adalah penyaringan antara fraksi padatan dan cairan, padatan dipisahkan sehingga yang tertinggal hanya cairnya saja dan hasil 2x penyaringan ini tidak menggumpal walaupun disimpan di freezer. Fraksi padatan hasil pemisahan (Stearin) dikemas dalam bentuk margarin.

"Is the process separation palm oil, solid fraction is stearin (stearic acid) and liquid fraction is olein (oleic acid / omega 9). Often we meet frying oil 2x filtration, this means filtration between solid and liquid, solid is separated so that only liquid fraction and the result 2x filtration does not agglomerate although stored in the freezer. Solid fraction the result separation packaged in the form of margarine."
Sumber gambar : http://www.icdx.co.id
Sumber gambar : http://dinisa17.wordpress.com
Sumber gambar : http://www.mongabay.co.id

Referensi :
[1] http://www.golco.co.id/resource/#jenisMG
[2] http://americanpalmoil.com/publications/process%20of%20PO%20&%20PKO.pdf
[3] http://www.oilmachineworld.com/5th-crude-palm-oil-project.html
[4] http://www.fao.org/docrep/005/y4355e/y4355e06.html

ARTIKEL TERKAIT : 
1. Proses Pembuatan Gula Tebu Kristal
2. Pra Desain Pabrik Sodium Trypolyphospate (STPP)
3. Macam - Macam Alat Pemecah (Crusher / Mill)

Proses Pengolahan Batu Kapur / Gamping

Diposting oleh On Tuesday, November 04, 2014

  • Batu Kapur / Limestone (CaCO3) adalah kapur / gamping hasil penambangan dari pegunungan, berbentuk batu bongkahan atau batu serbuk
  • Kapur Tohor / Quicklime (CaO) adalah kapur aktif yang sering kita temui di pasaran yang digunakan utk bahan tambahan semen bangunan, disebut kapur aktif karena sangat reaktif jika terkena air (higroskopis), dan reaksi berlangsung eksotermis, Proses pembuatan adalah batu kapur (CaCO3) dibakar pada suhu ± 900 - 1500 oC
CaCO3---> CaO + CO2 ∆H = 44 kCal
  • Sebelum digunakan utk campuran semen bangunan, kapur tohor (CaO) direaksikan dengan air dulu membentuk Kapur Padam / Hydrated Lime Ca(OH)dan bentuk kapur akhir inilah yang biasanya digunakan dalam segala aplikasi. Proses reaksi adalah :
CaO + H2O ---> Ca(OH)+ Panas ∆Hr = -63,7 kJ/mol

  • "Limestone is the lime as result of quarry from mountains, form as rock stone or powder stone
  • Quicklime is active lime that often know in the market used for building cement additives, called active lime because it is very reactive when contacted with water (hygroscopic) and the reaction is exothermic. The manufacturing process is limestone burned at range temperature 900 - 1500 oC
  • Before used for mixture building cement, quicklime is reacted with water form hydrated lime and final form that usually used in all applications. The process of the reaction is :"
Proses Pengolahan Kapur Tohor adalah sebagai berikut :
Batuan kapur (CaCO3) hasil penambangan dari pegunungan dimasukkan dalam tungku pembakaran pada suhu ± 900 - 1500 oC sehingga akan terurai menjadi kapur tohor (CaO) dan gas karbon dioksida (CO2). Berbagai tungku pembakaran yang digunakan adalah :

"The process treatment of quicklime are as follows :
Lime stone the result quarry from mountains entered into burner at range temperature ± 900 - 1500 oC so that decomposed to quicklime and carbon dioxide gas. The kind of burner used are :"

      1Tungku Sederhana dari Tanah Liat yang Ditinggikan (Tanur Batch)

Sumber gambar: http://dwikusumadpu.wordpress.com
Sumber gambar: http://muslich.blogdrive.com
Batuan kapur ditata dari atas sampai memenuhi tungku ± 20 ton dengan ketinggian ± 7 m dan dari bawah dibakar ± 3 hari dengan suhu ± 900 - 1500 oC. Kapur hasil pembakaran kemudian disiram dengan air saat kondisi panas sehingga berbentuk serbuk dan jika ingin bongkahan maka cukup didiamkan saja sesudah selesai pembakaran.

"Lime stone is arranged from top until fulfill burner ± 20 tons with height ± 7 m and from ground burned ± 3 days with range temperatures ± 900 - 1500 oC. Lime the result burning then watered while hot condition so that changed powder and if wanted chunk so locked up after finished burning."

             2. Proses Semi Kontinyu (Shaft Kiln)

Sumber gambar : heruagungsaputra.files.wordpress.com
Terbagi menjadi 3 zona yaitu
  • Zona Pemanasan Awal / PreHeating (± 900 - 1000 oC)
Disini feed (batu kapur) mengalami pemanasan awal yang menghilangkan kadar air yang mungkin terikut dan mengeringkan awal feed sebelum ke tahap selanjutnya. Panas awal berasal dari burner yang mengalir counter current antara feed dan panas dari burner

"Here feed (limestone) take preheating to remove water content maybe shipped and initial drying of feed before to the next step. Initial hot come from burner that counter current flow between feed and hot gas from burner."
  • Zona Kalsinasi / Calcination (± 1400 - 1500 oC)
Pada zona ini feed mengalami pemanasan yang lebih tinggi dibanding zona pre heating sehingga feed berubah fase berbentuk cair

"This zone feed take heating higher than preheating zone so that feed changed phase into liquid."
  • Zona Pendinginan / Cooling (± 150 - 200 oC)
Tahap ini feed mengalami penurunan suhu sehingga berubah fase menjadi serbuk / bongkahan dan siap digunakan sebagai kapur tohor (CaO)

"This step feed take decrease temperature so that change phase into powder / chunk and ready used as quicklime."
      
     3Proses Kontinyu (Rotary Kiln)
Sumber gbr : heruagungsaputra.files.wordpress.com

Sumber gbr : http://www.cementkilns.co.uk/kiln_design.html

Terbagi menjadi 4 zona diurutkan mulai dari feed masuk yaitu :
  • Zona Kalsinasi / Calcination (± 900 - 1000 oC)
Disini kapur mengalami pemanasan awal, karena burner dengan feed mengalir secara couter current. Kapur berubah menjadi lelehan

"Here lime take preheating, because burner and feed counter current flow so lime turn into molten."
  • Zona Transisi / Transition  (± 1200 - 1300 oC)
Pemanasan lanjutan yang suhunya lebih tinggi dari zona kalsinasi, disini feed sudah mulai berbentuk cair

"Advance heating that temperature higher than calcination zone, here have started a liquid feed."
  • Zona Pembakaran / Burning (±  1400 - 1500 oC)
Pemanasan yang lebih tinggi dibandingkan zona transisi, disini feed benar - benar terjadi perubahan fase menjadi cair

"Heating higher than transition zone, here feed happen changing phase into liquid."
  • Zona Pendinginan / Cooling (± 150 - 200 oC)
Tahap ini adalah pada bagian keluaran rotary kiln, feed yang keluar langsung diperlakukan pendinginan dan biasanya yang dipakai adalah rotary cooler. Tahap ini feed berubah fase lagi menjadi padatan (serbuk / bongkahan) tergantung perlakuan akhir.

"This step is part of output rotary kiln which treated cooling and usually used is rotary cooler. This step, feed change phase again into solid (powder / chunk) depending on the final treatment."

Referensi :
[1] http://www.metso.com/miningandconstruction
[2] http://www.lime.org/documents
[3] http://www.roadbondsoil.com/wp-content/uploads/downloads/2011/04/aida.pdf

ARTIKEL TERKAIT : 
1. Macam - Macam Alat Pengering (Dryer)
2. Proses Pembuatan Semen (Cement Manufacturing)
3. Proses Pembuatan Urea (CO(NH2)2)

Proses Pembuatan S*dium B*sulph*te

Diposting oleh On Thursday, October 23, 2014

Inilah hasil desain project saya pengalaman di lapangan. Tahukah anda banyak kegunaan dari produk ini dalam aplikasi di industri kertas, tambang emas, laundry, sabun, detergen, dan industri makanan. Prosesnya seperti dibawah ini :

"This is the result experience of my project design in the field. Do you know, many function of this product such as paper industries, gold mining, laundry, soap and detergent also food industries. Process like below :"

Penjelasan Proses Flow Diagram A :
Bahan baku berupa Soda Ash (Na2CO3) dan Soda Caustic (NaOH) disiapkan untuk buffer liquid liquid pH tinggi. Soda Ash (Na2CO3) berupa padatan dimasukkan ke Hopper dan dengan Screw Conveyor dimasukkan ke Mixing Tank. Di Mixing Tank soda ash dilarutkan dengan air dan hasilnya ditampung di Buffer Liquid Tank yang sebelumnya dilewatkan Filter utk memisahkan padatan pengotor. Bersamaan dengan itu, soda caustic (NaOH) dipompakan ke Buffer Liquid Tank dan disini kedua larutan bertemu utk membentuk pH tinggi sebagai penetral proses selanjutnya.

"Explanation Process Flow Diagram A :
Both raw material such as soda ash and caustic soda are prepared for high pH buffer liquid. Soda ash that form solid is entered into hopper and with screw conveyor entered into mixing tank. In the mixing tank soda ash is dissolved with water and the product put in the buffer liquid tank that previously passed filter for separate solid impurities.Simultaneously, caustic soda is pumped into buffer liquid tank and here both solution mix to produce high pH as neutralizer to the next process."



Penjelasan Proses Flow Diagram B :
Buffer liquid digunakan utk spray (menangkap gas SO2) membentuk S*dium B*sulph*te sesuai reaksi :
NaOH + SO---> NaHSO3
Na2COH2O + 2 SO2---> 2 NaHSO3 + CO2
Kemudian larutan hasil tangkapan tertampung di Reaktor dan dipompakan kembali ke atas sebagai spray lagi sampai didapat pH 4,5 baru keluar sebagai produk S*dium B*sulph*te. Buffer liquid hanya berperan sebagai penyedia bahan baku awal pembentukan produk, jika sudah operasi berjalan maka proses akan close system sampai didapatkan produk sesuai spec yaitu pH 4,5. Sesudah produk jadi maka di drain ke tangki penampung produk dan Tangki T-B1 adalah hasil drain reaktor terakhir yang bisa dipastikan di reaktor ini gas SO2 sangat minim oleh karena itu kondisi pH 4,5 sulit didapat dan Tangki T-B1 utk pemerata ke reaktor lain agar produk lebih bisa dimatangkan lagi. Jika produk dari reaktor sudah di drain maka Buffer Liquid akan berjalan kembali utk memenuhi stok bahan baku.

"Explanation Process Flow Diagram B :
Buffer liquid used to spray (catch SO2) to form S*dium B*sulph*te according to reaction :
Then solution the result of catched stored in the reactor and pumped back into upper as spray until resulted out pH 4,5 as S*dium B*sulph*te product. Buffer liquid only  have function as supplier initial raw material manufacturing product, if the process run normally will close system process until resulted spec desired pH 4,5. After product is mature so drained into storage tank product and tank T-B1 is result drain the last reactor which in this reactor SO2 gas is very minim, therefore condition pH 4,5 is very difficult desired and tank T-B1 to distribute into another reactor so product can be matured more. If product from reactor is drained so buffer liquid will running nomally to fulfill raw material stock."

Penjelasan Proses Flow Diagram C :
Produk dari proses B ditampung di Tangki Penampung, disinilah dilakukan cek kualitas meliputi kadar SO2, pH dan SO42-. Jika belum memenuhi spec yang di inginkan maka dilakukan adjustment dengan menambahkan S*dium M*tabis*lphite yang dilarutkan dengan air di Mixing Tank. Hasil dari adjustment kemudian dipompakan ke Tangki Penampung yang sebelumnya dilewatkan di Filter dan terakhir ditampung sebagai produk akhir di Tangki Penampungan Produk siap kirim.

"Explanation Process Flow Diagram C :
Product from B process is stored in the storage tank, here quality check such as SOconcentration, pH dan SO42-. If not yet according to desired spec so will done adjustment with adding S*dium M*tabis*lphite that dissolved with water in the mixing tank. The result from adjustment then pumped into storage tank that previously passed in the filter and finis stored as final product in the product storage tank ready delivery"

Referensi : pengalaman kerja di industri terkait

Proses Pembuatan Sodium Metabisulphite

Diposting oleh On Friday, July 11, 2014

S*dium M*tabisulphite (SMBS) adalah suatu garam industri yang terbuat dari bahan baku belerang (S) dan soda ash (Na2CO3). Kegunaan SMBS adalah untuk pemutih dan pengawet makanan food grade, pengkrispi makanan, anti jamur dan anti fermentasi dan masih banyak lagi kegunaan seperti industri kertas, penetral sianida (CN-) pada tambang emas, penetral chrom (Cr) pada industri elektroplating dan kulit, penetral chlorin (Cl) dan masih banyak lagi. Proses flow diagram s*dium m*tabisulphite adalah :


"Sodium metabisulphite (SMBS is an industrial salt which made from raw material such as sulfur (S) and soda ash (Na2CO3). Usefulness of SMBS is for bleaching and food preservative (food grade), food crispy and still many uses like paper industry, cyanide neutralization (CN-) in goid mining, chrome neutralization (Cr) in electroplating industry and leather, chlorin neutralization (Cl) and still many other. Process of flow diagram s*dium m*tabisulphite are :
Penjelasannya sebagai berikut :
Bahan baku ada 2 yaitu belerang (S) dan soda ash (Na2CO3 ). Pre-treatment yaitu belerang dikecilkan ukurannya kemudian ditampung di Hopper dan dengan Screw Conveyor dialirkan ke Burning Stove utk pembakaran. Burning stove berisikan arang yang dibakar sebagai umpan awal kemudian udara dipenuhi dari Compressor, sesudah jalan belerang turun ke burning stove perlahan - lahan dengan Hopper Feeder yang disesuaikan antara massa belerang dengan udara pembakaran sehingga dihasilkan pembakaran sempurna menghasilkan gas SO2 dan minim SO3 sesuai reaksi dibawah ini : 


"The explanation like :
Raw material there are 2 such as sulfur (S) and soda ash (Na2CO3 ). Pre-treatment like resize sulfur then accomadated in hopper with screw conveyor supplied to burning stove for combustion. Burning stove filled charcoal that burned as initial feed then air fulfilled from compressor, after running, sulfur fall into burning stove slowly with hopper feeder that proportionalled between sulfur mass with burning air so that produced complete combustion and produce SO2 gas and get minimal SO3 according to the reaction like below :"
Kedua gas tersebut kemudian dipisahkan dengan Washing Tower yang berisi air sehingga SO3 kontak dengan air menghasilkan H2SO4 sesuai reaksi :

"Both gasses then separated with washing tower which filled water so that SO3 contact with water and produce H2SO4 according to the reaction :"
Sedangkan gas SO2 lanjut ke proses berikutnya. Untuk memisahkan kemungkinan SO3 terikut maka terdapat Wet Cyclone yang memisahkan gas SO2 yang masih terkontaminasi SOkemudian gas SO3 + air terikut dikembalikan ke tempat penampungan H2SO4, gas SO2 masuk ke reaktor 1, reaktor 2 dan alkali tank. Bersamaan dengan itu, Na2CO3 dialirkan menuju Alkali Tank yang berisi Na2CO3(Aq) dan kemudian dipompakan ke Reaktor 2 berpengaduk. Liquid dari reaktor 2 berasal dari Alkali Tank dan Mother Liquor Tank. Reaksi yang terjadi adalah : 


"SO2 gas continue to the next process. To separate possibility SO3 constrained so there are wet cyclone that separating SOgas which still contaminated SOgas then SOgas + water constrained returned to the H2SOtank, SOgas enter into reactor 1, reactor 2 and alkali tank. Concurrently, Na2CO3 supplied to alkali tank that filled Na2CO3(Aq) and then pumped into agitated reactor 2. Liquid from reactor 2 comes  alkaline tank andmother liquor tank. Reaction like below :"
Alkali Tank :
Na2CO3 (s) + H2(l) ---> Na2CO3 (Aq)
Na2CO3 (Aq) + SO2 (g) ---> Na2SO3 (l) + CO2 (g)
Reaktor :
Na2SO3 + H2O + SO2 ---> 2 NaHSO3
Dryer :
2 NaHSO3 ---> Na2S2O5 + H2O
Dari reaktor 2 kemudian produk masuk ke Reaktor 1 berpengaduk dan berpenjaket pendingin. Dari reaktor 1 kemudian produk masuk ke Centrifuge utk dipisahkan antara padatan dan liquid, liquid sisa pemisahan direcycle ke Mother Liquor Tank yang ditambah air utk pengenceran agar kadar sulfat tidak tinggi, kemudian masuk ke Moisture Tank dan lanjut ke Alkali Tank. Sedangkan produk padatan dari Centrifuge dikeringkan di Flash Dryer yang media pengeringnya mengambil panas yang dihasilkan burning stove dan ditiup oleh Blower. Flash Dryer dilengkapi dengan Cyclone utk memisahkan padatan terikut dan hasil pengeringan masuk ke Sifter utk dilakukan pengayakan sesuai mesh yang diharapkan, dari sini dihasilkan 2 produk yaitu onspec dan offspec.
Untuk mengurangi pencemaran udara akibat gas SO2 dan liquid akibat sulfat maka dilakukan unit pengolahan gas tersendiri yaitu gas SO2 sisa dilewatkan Scrubber yang diatasnya di spray kan larutan kapur Ca(OH)2 atau soda caustic (NaOH) sedangkan utk pengolahan sulfat yaitu menggunakan penambahan kapur yang dipress dengan Filter Press sehingga dihasilkan padatan berupa gypsum (CaSO4) dan liquid diolah lagi utk dikembalikan bersama larutan kapur. Reaksi pembentukan gypsum adalah :

"From reactor 2 then product enters into a stirred reactor 1 and has cooling jacket. From reactor 1 then product enters into centrifuge to separate between solid and liquid, liquid residual separation recycled to the mother liquor tank that added water to dilution so sulphate level not high then enter to the moisture tank and continue to the alkali tank. Whereas solid product from centrifuge dried into flash dryer that drier media take the heat produced by burning stove and blown by blower. Flash dryer is equipped with cyclone to separate entrained solid and the result of drying product enter to the sifter to screen according to expected mesh, from here produced 2 products such as onspec and offspec.
To reduce air pollution caused SO2 gas and liquid caused sulphate so gas treatment unit such as residu SO2 gas passed scrubber that the top lime sollution spray or soda caustic while for sulphate treatment using added lime that pressed with filter press so that produced solid like gypsum and liquid treated again for recycled with lime sollution. Reaction of gypsum making are :"
Jadi dalam produksi dihasilkan produk utama S*dium M*tabisulphite dan produk samping berupa asam sulfat dan gypsum.

INI DESAIN SAYA YANG SUDAH DISEMPURNAKAN
Referensi : Pengalaman kerja di industri terkait