Trending Topik

Analisa Kadar CaO pada Kapur

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014

LANGKAH KERJA 

  1. Timbang 10 gram sampel kapur (akurasi timbangan sampai 0,0002 gram)
  2. Timbang 100 gram gula (akurasi timbangan sampai 0,0002 gram)
  3. Tambahkan air 250 ml lalu panaskan
  4. Setelah mendidih, angkat dan diamkan sampai terbentuk endapan 
  5. Ambil 15 ml larutan yang jernih
  6. Tambahkan indicator PP 3 tetes
  7. Titrasi dengan HCl 0,5 N 
  8. Kalkulasikan hasilnya
Perhitungan : 







Analisa Kadar Na2CO3 Pada Soda Ash

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014

LANGKAH KERJA 

  1. Sampel dikeringkan selama 2 jam pada suhu 105 0C
  2. Timbang sampel sebanyak ± 0,2 gram
  3. Larutkan dengan 40 ml aquadest
  4. Kocok hingga sampel larut
  5. Tambahkan 3 - 4 tetes indikator methyl orange
  6. Titrasi dengan larutan standart HCl 0,2 N 
  7. Kalkulasi hasil test
Perhitungan :

Analisa Kadar SO42- Pada Mother Liquor

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014

LANGKAH KERJA 

  1. Timbang 0,5 – 0,8 gram sampel solid maupun liquid
  2. Tambahkan 3 ml HCl 1:1 untuk sampel solid 1,5 ml untuk sampel liquid 
  3. Letakkan  diatas stirrer pemanas dan panaskan sampai terbentuk endapan putih 
  4. Setelah reaksi selesai (terbentuk endapan putih) dinginkan, biarkan uap keluar dan tambahkan sedikit air
  5. Tambahkan 2 ml larutan campuran MgCl2. BaCl2 dan goyang hingga merata
  6. Didihkan larutan diatas stirrer pemanas lagi sampai mendidih, lalu dinginkan
  7. Tambahkan 10 ml larutan buffer, 20 ml ethanol, dan 4 tetes EBT (5 ml 1% EBT = 0,05 gram)
  8. Goyang sampai merata
  9. Pada saat ini larutan sudah menjadi merah
  10. Titrasi dengan EDTA sampai warna berubah menjadi biru
  11. Volume pemakaian EDTA sebagai V1
  12. Ambil 2 ml larutan campuran MgCl2. BaCl2, 10 ml larutan buffer, 20 ml ethanol, EBT 0,05 gram, dengan cara yang sama menggunakan EDTA untuk titrasi
  13. Volume yang dipakai sebagai V2
  14. Kalkulasi dan hasil test
  15. Perhitungan : 

Dengan :  G    = berat sampel
                 V2  = volume EDTA yang terpakai dalam blanko
                 V1  = volume EDTA yang terpakai dalam titrasi sampel

Analisa Kadar Fe

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014

LANGKAH KERJA 

  1. Timbang ± 5 gram sample (akurasi timbangan sampai 0,0001 gram)
  2. Letakkan dalam beaker glass dan larutkan dengan aquades 
  3. Pindahkan semua larutan kedalam labu ukur 250 ml dan encerkan dengan aquades samapai genap volumenya (tanda) dan kocok sampai rata 
  4. Ambil 5 ml larutan no.3 kemudian tambahkan 1 sendok reagent 1 (Fe-1)
  5. Kocok hingga rata
  6. Tambahkan 4 tetes reagent 2 (Fe-2)
  7. Perubahan warna yang terjadi cocokkan dengan gambar yang tersedia (a)
  8. Kalkulasi dan hasil test
  9. Perhitungan : 

Dengan :  a  = warna yang dicocokkan pada gambar
                w  = berat sample


Analisa Kadar SO2 Pada Na2S2O5

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014


LANGKAH KERJA 

Pembuatan Larutan Iodine 0,1 N
  • Timbang 36 gram kalium iodide dan larutkan dalam 100 ml aquades lalu tambahkan 3 tetes HCl pekat
  • Timbang iodine 14 gram lalu tambahkan pada larutan diatas dan encerkan dengan aquades hingga volume 1 liter 
Pembuatan Larutan Standar Natrium Tiosulfat Pentahidrat 0,1 N 
  • Timbang 26 gram natrium tiosulfat Dan 200 mg natrium karbonat dalam air yang sebelumnya telah didihkan dan didinginkan hingga 1000 ml 
Standarisasi Larutan Standar Natrium Tiosulfat Pentahidrat 0,1 N  
  • Timbang dengan teliti kalium dikromat 210 mg yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120oC selama 4 jam
  • Larutkan dengan 100 ml air dalam erlenmeyer tutup kaca 
  • Goyangkan hingga padatan larut, angkat tutup, tambahkan dengan cepat 3 gram KI, 2 gram NaHCO3 dan 5 ml HCl pekat 
  • Tutup labu, goyangkan hingga tercampur dan biarkan ditempat gelap selama 10 menit 
  • Bilas tutup dan dinding erlenmeyer bagian dalam dengan aquades 
  • Titrasi iodium yang dibebaskan dengan larutan natrium tiosulfat hingga warna hijau kekuningan
  • Tambahkan 3 ml larutan kanji 
  • Kalkulasikan normalitas natrium tiosulfat pentahidrat sebagai berikut :
 
Dengan :
G   : berat kering potassium dikromat (gram)
V1 : volume larutan standart natrium tiosulfat pentahidrat yang dipakai dalam sampel test,
0,04903 : mg berat ekuivalen dari K2Cr2O7  

Larutan Indicator Starch / Kanji  
  • Timbang 1 gram kanji dan 10 mg raksa (II) iodide merah dan air dingin secukupnya hingga menjadi pasta tipis 
  • Tambahkan 200 ml air mendidih dan didihkan selama 1 menit sambil terus diaduk
  • Dinginkan dan gunakan hanya bagian larutan yang jernih 
Cara Kerja  
  • Pipet 50 ml iodine 0,1 N masukkan kedalam erlenmeyer bersumbat kaca 
  • Timbang dengan teliti 200 mg  sampel lalu masukan kedalam larutan diatas 
  • Goyang hingga larut, biarkan selama 15 menit ditempat terlindung cahaya 
  • Tambahkan 1 ml HCl pekat Titrasi kelebihan iodium dengan natrium tiosulfat 0,1 N 
  • Tambahakan 3 ml larutan kanji pada saat mendekati titik akhir 
  • Ulangi prosedur diatas untuk blanko 
  • Kalkulasi dan hasil tes
  • Persentase sodium metabisulphite (dengan basis SO2) diwakili oleh nilai (x1) yang didapat dalam persamaan berikut :

Dengan :
V0  : volume larutan standar natrium tiosulfat yang dikonsumsi dalam blank test (ml)
V1  : volume larutan standart natrium tiosulfat yang dikonsumsi  dalam titrasi sampel (ml)
N   : normalitas larutan natrium tiosulfat
m   : berat sampel (gram)
0,03203 : mg berat ekuivalen dari SO2 (gram)

Kadar Na2S2O5 = kadar SO2 x 1,4838

Referensi : Prosedur standar sewaktu bekerja sebagai R&D di pabrik kimia

Macam - Macam Pengolahan Limbah Industri

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014

1. Proses Mekanik / Mechanical Process

  • Sedimentation (pengendapan)
Proses ini bisasanya berlangsung di bak pengendapan yang didesain limbah memiliki waktu tinggal yang cukup untuk mengendap karena pengaruh gaya gravitasi. Jenis fluida yang bisa dipisahkan dengan tipe ini adalah suspensi
  • Flotation (pengapungan)
Pemisahan jenis ini biasanya terjadi pada oli dengan air (tumpahan kapak tanker yang memuat oli di laut) dimana kedua fase tidak dapat bersatu dan membutuhkan agen tambahan untuk mengikat yang menerapkan sistem hidrofilic (suka air) dan hidrofobic (menolak air)
  • Filtration (penyaringan dengan sekat ukuran kecil)
Penyaringan partikel dalam larutan dengan menggunakan filter yang memiliki mesh kecil, sehingga yang berukuran sesuai mesh atau dibawah mesh akan lolos dari saringan sedangkan untuk yang lebih besar dari mesh akan tertahan
  • Screening (pengayakan berdasarkan perbedaan diameter partikel)
Pemisahan partikel berupa padatan berdsarkan ukuran diameter, menggunakan filter sama dengan sistem filtration namun targetnya yang berbeda yaitu cenderung ke padatan
2. Proses Fisika - Kimia / Physical and Chemical Process
  • Coagulant (penggumpalan awal dengan ukuran yang lebih kecil) 
Agen kimia pembantu proses penggumpalan pada awal pembentukan. Penambahan zat kimia ini ditujukan agar proses pengendapan membutuhkan waktu yang singkat dan membuat efisien proses operasi
  • Flocculation (penggumpalan akhir yang berukuran lebih besar)
Nama lain dari flokulan adalah koagulan aid, sehingga zat kimia ini merupakan agen pembantu kerja dari koagulan. Prinsip kerjanya adalah membentuk gumpalan (floc) menjadi lebih besar dan mengumpul sehingga dengan sendirinya akan terendapkan karena pengaruh gaya gravitasi
  • Neutralization (penetralan pH)
Limbah yang berasal dari proses buangan industri bermacam-macam sehingga bila bergabung akan menjadikan pH terlalu asam atau terlalu basa sehingga jika langsung dibuang ke lingkungan akan membuat dampak yang berbahaya. Selain itu, jika dalam pengolahan limbah melibatkan penambahan agen pengendap seperti koagulan dan flokulan maka adjustment pH sangat diperlukan dan pH adjustment yang umum dipakai adalah soda ash, NaOH, HCl, asam sulphate, kapur tohor dan masih banyak lagi lainnya
  • Detoxification (penghilangan racun)
Proses penghilangan racun bisa berupa penambahan activated carbon atau multimedia filter menggunakan batu dan pasir karena dengan agen penambah tersebut racun atau kontaminan berbahaya akan terikat dalam proses
  • Adsorption (penyerapan pada permukaan zat saja)
  • Stripping (pengikatan zat cair oleh gas)
  • Ion Exchange (pertukaran ion)
  • Membrane Process (menggunakan membran semipermeabel)
3. Proses Biologi / Biological Process
  • Activated Sludge (lumpur aktif karena ada bakteri pendegradasi)
Lumpur hasil olahan proses penambahan zat kimia sehingga masih mengandung bakteri aerob/anaerob yang berguna untuk mendegradasi limbah
  • Trickling Filter
  • Oxidation Ditch (parit oksidasi yang memanfaatkan bakteri aerob)
Parit yang didesain dengan sistem aerasi yang cukup sehingga bakteri aerob dapat hidup dan bisa digunakan untuk mendegradasi limbah
  • Fixed Bed Contactor
  • Anaerobic Proces
Proses yang tidak memanfaatkan oksigen bebas, biasanya proses dalam ruang tertutup tanpa pemberian aerasi dan bakteri yang berperan adalah tipe anaerobic bactery
  • Nitrification / Denitrification Process (pengikatan / pelepasan nitrat)
4. Proses Panas / Thermal Process
  • Drying (pengeringan)
Proses pemanasan atau penjemuran yang terus-menerus sampai limbah khususnya cair menjadi benar-benar tidak ada karena teruapkan semuanya
  • Evaporation (penguapan)
Proses penjemuran limbah atau pemberian panas sehingga komponen limbah yang memiliki titik uap yang rendah akan menguap sedangkan yang memiliki titik uap tinggi akan tetap tinggal dan akan diproses ke treatment selanjutnya
  • Reactivation (reaksi kimia)
  • Incinerator(pembakaran)
Proses pembakaran limbah padat dengan menempatkan limbah dirungan khusus yang tertutup dan sistem buangan asap yang bagus sehingga tidak mencemari lingkungan

Referensi : Catatan pribadi kuliah di teknik kimia

ARTIKEL TERKAIT : 
1. Cara Menurunkan Kadar BOD Limbah Cair 
2. Istilah Mirip tapi Tidak Sama Artinya di Teknik Kimia (1 of 2) 
3. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3L)

Teknik Pengolahan Limbah Cair B3

Diposting oleh On Thursday, July 10, 2014

Macam - Macam Pengolahan Limbah Cair B3 adalah :

  • Netralisasi 
Digunakan utk menetralisir limbah B3 yang bersifat korosif
Contoh : 
  1. Limbah asam dinetralisir dengan Ca(OH)2, NaOH atau Na2CO3
  2. Limbah alkali / basa dinetralisir dengan H2SOatau HCl
Dalam proses netralisasi dibutuhkan "Pengadukan dan Kontrol pH"
  • Presipitasi
- Digunakan utk memisahkan logam berat dari cairan
- Logam berat akan mengendap dalam bentuk garam yg tidak larut
- Tingkat pengendapan dipengaruhi "pH dan tingkat valensi logam"
Contoh : 
  1. Valensi 3 lebih mudah mengendap dibanding valensi 2
  2. Chrom valensi 3 lebih mudah mengendap dibanding valensi 6
- hidroksi logam berat biasanya tidak larut utk mengendapkannya ditambah Ca(OH)2
  • Koagulasi dan Flokulasi
- Koagulasi dengan pengadukan cepat utk menetralisir muatan dan membentuk partikel limbah yang koloid shg menjadi lebih besar dan mengendap
- Macam - macam koagulan adalah Al2(SO4)3, FeCl3, Fe2(SO4)3, PAC (Poly Aluminium Chloride)
- Flokulasi dengan pengadukan lambat dan kontrol pH
  • Oksidasi Kimia
- Digunakan utk menurunkan tingkat toksisitas limbah
- Jenis oksidator yang umum digunakan adalah :
  1. Ozon (O3)
  2. Hydrogen Peroksida (H2O2)
  3. Senyawa Cl
  4. Kalium Permanganat (KMnO4)
  5. Oksigen (O2)
  • Sedimentasi dan Klarifikasi
- Digunakan utk penyingkiran padatan tersuspensi dari cairan secara gravitasi
- Laju sedimentasi dipengaruhi ukuran padatan, bentuk padatan dan densitas
- Klarifikasi utk menghasilokan cairan yang jernih
  • Sentrifugasi dan Flotasi
- Digunakan utk mengurangi kadar air dari lumpur sebelum landfilling / dibakar
- Dapat menghilangkan air limbah lumpur dari 10 % menjadi 40 % solid
  • Sistem Aerob
Contoh :
  1. Activated Sludge
  2. Aerated Pond
  3. Trickling Filter
  4. Rotating Biological Contactor (RBC)
  • Sistem Anaerob
Dengan menggunakan mikroorganisme tanpa oksigen
  • Pengolahan Termal
- Menggunakan panas utk mendestruksi limbah B3
  • Stabilisasi / Solidifikasi
- Digunakan utk mengurangi daya larut / pergerakan dan mengurangi daya racun
- Menggunakan bahan pengikat utk membentuk struktur masif (semen, lem, clay, material termoplastik dan soluble silicate)

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2014). Teknik Pengolahan Limbah Cair B3www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi

Persyaratan dan Macam Cerobong Asap serta Simbol Kemasan Limbah B3

Diposting oleh On Tuesday, July 08, 2014

Persyaratan Cerobong Asap Industri adalah :

  • Tinggi cerobong 2x tinggi bangunan terdekat
  • Kecpatan aliran gas dari cerobong 20 m/s agar terjadi kepulan
  • Warna cerobong harus mencolok sehingga mudah dilihat
  • Cerobong dilengkapi dengan alat penahan angin
  • Puncak terobong sebaiknya terbuka, bila ingin menutup sebaiknya menggunakan penutup berbentuk segitiga terbalik agar terjadi tinggi kepulan
  • Setiap cerobong diberi nomor dan dicantumkan dalam denah industri
  • Cerobong diberi sarana pendukung (tempat parkir, tangga besi, selubung pengaman, lantai kerja dengan pagar pengaman, katrol, stop kontak)
Sumber : Kepka bapedal 205/1996
Macam - Macam Unit Pengendali Pencemar Udara adalah :
  • Electrostatic Precipitator (EP)
Prinsip dasar : gaya elektrostatic dengan ionisasi partikel dan pemisahan
Keuntungan :
  1. Efisiensi tinggi
  2. Headloss rendah
  3. Perawatan mudah
Kerugian :
  1. Investasi tinggi
  2. Operasi tinggi
  • Scrubber
Prinsip dasar : kombinasi sentrifugasi, pemadatan dan absorbsi
Keuntungan :
  1. Penyisihan gas dan debu secara simultan
  2. Netralisasi gas - gas korosif
  • Cyclone
Prinsip dasar : gaya sentrifugal utk diameter partikel 5 - 25 µm
Keuntungan :
  1. Operasi dan pemeliharaan mudah
  2. Lahan sedikit
  3. Headloss rendah
  4. Beban pencemar tinggi
  5. Suhu tidak mempengaruhi proses
Kerugian :
  1. Efisiensi rendah
  2. Sensitif terhadap aliran gas dan beban pencemaran ( perlu multi cyclone)
  • Fabric Filter / Bag House
Prinsip dasar : pemisahan
Keuntungan :
  1. Mampu menyisihkan partikel ukuran kecil < 1 µm
  2. Efisiensi tinggi
Kerugian :
  1. Sensitif terhadap suhu
  2. Headloss tinggi
  3. Bahan filter rentan terhadap reaksi kimia
  • Adsorber
Prinsip dasar : adsorpsi fisik dan kimia
Keuntungan :
  1. Cocok untuk konsentrasi rendah
  2. Material adsorbent relatif mudah didapatkan (karbon aktif, silika, zeolit dll)
Kerugian :
  1. Sensitif terhadap parameter lingkungan (suhu dan tekanan)
  2. Biaya operasi dan investasi relatif mahal (regenerasi dan penggantian adsorbent)
  • Setting Chamber
Prinsip dasar : gaya gravitasi utk diameter partikel > 50 µm
Keuntungan : 
  1. Headloss rendah
  2. Pemeliharaan dan operasi sederhana
Kerugian :
  1. Perlu lahan luas
  2. Efisiensi rendah
  • Biofilter
Prinsip dasar : pengolahan secara fisik dan biologi (bioremediasi)
Keuntungan : 
  1. Media filter mudah didapatkan (tanah dan kompos)
  2. Baik untuk konsentrasi rendah - sedang
  3. Biaya investasi dan operasi rendah
Kerugian :
  1. Lahan luas
  2. Hanya cocok utk materi yang biodegradable
  • Flare Stack
  • Dust Collector
Persyaratan Simbol Kemasan Limbah B3 adalah :
  • Simbol yang terpasang harus sesuai dengan karakteristik limbah yang dikemasnya
  • Ukuran minimum simbol 10 cm x 10 cm pada wadah dan untuk transportasi 25 cm x 25 cm
  • Simbol terbuat dari bahan yang tahan goresan / bahan kimia dan harus melekat kuat pada kemasan
  • Dipasang pada sisi yang mudah dilihat
  • Simbol tidak boleh terlepas / dilepas sebelum kemasan dikosongkan / dibersihkan
  • Kemasan yang sudah dikosongkan / dibersihkan dan akan digunakan lagi harus diberi label "KOSONG"
Referensi : Benefita. Handbook Pelatihan Lingkungan. Jakarta Selatan

ARTIKEL TERKAIT : 
1. 4R Waste Management
2. Pengolahan Limbah Industri (Waste Water Treatment)
3. Scope Fire Protection System & Detection System serta Keselamatan Kerja

Cara Menurunkan Kadar BOD Limbah Cair

Diposting oleh On Monday, July 07, 2014


Kata kunci : Biologycal Oxygen Demand. BOD, Filtrasi, Aerasi, Biofilter, RBC


BOD (Biologycal Oxygen Demand) adalah kebutuhan O2 mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik dalam kondisi aerob. Untuk mengukur kadar BOD biasanya ditulis BOD5,20 yang artinya pengukuran limbah cair BOD dilakukan selama 5 hari  pada suhu 20 oC. Dipilih 5 hari karena waktu ini yang disepakati diterima bahwa limbah mengalir dari pusatnya ke laut bebas selama 5 hari dan kondisi ini kesempurnaan oksidasinya 60 - 70 % sedangkan kesempurnaan oksidasi 95 - 99 % dalam waktu 2 hari. Sedangkan untuk suhu 20 oC adalah rata - rata suhu untuk perairan arus lambat.

"BOD (Biologycal Oxygen Demand) is requirement of O2 microorganism to degrade organic matter in aerobic condition. To measure BOD level usually written BOD5,20 that means measuring BOD wastewater performed for 5 days at temperature 20 oC. Choosen 5 days because this time agreed received that waste flow from source into open sea for 5 days and this condition has oxidation perfection 60 - 70 % whereas oxidation perfectness 95 - 99 % within 2 days. Whereas for temperature 20 oC is average temperature for slow water flow."


Berikut cara - cara untuk mengurangi kadar BOD limbah cair adalah :
  • Filtrasi Anaerobic Aliran Upflow

Dengan mengalirkan limbah cair dalam media kerikil dan pasir dari bawah ke atas maka akan didapatkan aliran keluar dengan nilai BOD yang berkurang karena limbah kontak dengan mikroorganisme dalam media. Pengoperasian efektif adalah mengembangbiakkan mikroorganisme dalam kondisi anaerob yaitu dengan membuat limbah cair tertampung selama 12 jam dalam media sehingga limbah terdegradasi oleh mikroorganisme.

"By flowing wastewater into small stone media and sand from bottom to the top so will get outside flow with BOD value reduce because wastewater contact with microorganism in the media. Effective operation is for breeding microorganism in anaerob condition with make wastewater accomodated for 12 hours in the media so that wastewater degraded by microorganism."

  • Tangki Aerasi Bertingkat
O2 disalurkan dari bawah sehingga seluruh badan limbah akan diselimuti O2Dengan tangki aerasi bertingkat maka kebutuhan akan O2 dari kompartemen satu ke yang lain semakin bertambah seiring meluapnya limbah dari sekat satu ke sekat yang lain. Dengan adanya ini maka, kompartemen terakhir akan melimpah O2 sehingga mikroorganisme aerobic terpenuhi kebutuhannya dan dapat mendegradasi limbah. Keefektifan dari penurunan kadar BOD air limbah berbanding lurus dengan lama waktu aerasi dan banyaknya sekat.

"O2 distributed from bottom so that entire body waste will be covered O2. By multiply aeration tank so requirement of O2 from one compartment to another is increasing as overflow waste from one partition to another. By this structure, the last compartment will excess O2 so that aerobic microorganism fulfill and able to degrade waste. The effectiveness decrease level of BOD waste water is proportional with length of aeration time and amount of partition".
  • Biofilter Aerob - Anaerob

Sistem ini tersusun dari bak pengendap awal, biofilter anaerob, biofilter aerob dan bak pengendap akhir. Bak pengendap awal berfungsi mengendapkan limbah berdasarkan gaya gravitasi dan bahan yang mengapung seperti buih dan lemak sehingga yang akan diproses di tahap selanjutnya murni limbah cair. Biofilter anaerob adalah untuk perkembangbiakan bakteri yang mendegradasi polutan dengan aliran upflow (dari bawah ke atas). Biofilter aerob dengan memberikan aerasi sehingga polutan tinggi dan berbau. Bak pengendap akhir untuk memisahkan partikel padatan lumpur berdasarkan gaya gravitasi sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan aman. Dengan menggunakan biofilter maka ada 2 cara pertumbuhan mikroorganisme yaitu pertumbuhan tersuspensi (suspended growth) dan pertumbuhan lekat (attached growth). Untuk pertumbuhan lekat, mikroorganisme akan membentuk lapisan lendir (biofilm) yang melekatkan diri pada media (pasir, kerikil, karet, plastik dll) yang medianya bisa tercelup sebagian, keseluruhan atau hanya dilewati air saja. Biofilm ini akan memerangkap nutrisi untuk pertumbuhan bakteri dan mencegah lepasnya sel - sel pada sistem air mengalir.

"This system is composed from initial settling tank, anaerob biofilter, aerob biofilter and final settling tank. Initial settling tank has function to precipitate waste by gravity and floating materials such as foam and grease so that will be processed in the next step of pure liquid waste. Anaerobic biofilter is to the proliferation of bacteria that degrade pollutants with upflow (from bottom to top). Aerob biofilter give aeration so that high pollutant and bad smell. The last settling tank to separate sludge particle by gravity so that waste that discharged into environment safe. By using biofilter so there is 2 ways microorganism growth such as suspended solid and attached growth. For attached growth, microorganisms will form a layer of slim (biofilm) to attach themselves to the media (sand, small stone, rubber, plastic etc) which the media can be partially submerged , all submereged or just skipped the whole water. This biofilm will trap nutrients for bacterial growth and prevent the release cells in flowing water system."
  • Rotating Biological Contactor (RBC)

Dengan menggunakan cara tersebut maka mikroorganisme membentuk lapisan biofilm dengan perlekatan pada drum RBC. RBC berputar jadi terkadang ada bagian kontak dengan air dan udara bebas sehingga pemenuhan O2 terpenuhi. Bakteri akan berkembang dan mendegradasi limbah saat drum RBC kontak dengan limbah. RPM semakin rendah maka kontak antara bakteri dan limbah akan lebih efektif dan drum terendam 70 % adalah kondisi efektif penurunan BOD.

"By using that ways of the microorganism forming a biofilm layer with attachment on the RBC drum. RBC rotates so sometimes there are parts contact with water and fresh air so that O2 fulfilled. Bacteria will grow and degrade waste while RBC drum contact with waste. The lower RPM then contact between bacteria and waste will be more effective and drum submerged 70 % is effective condition for BOD degradation."


Referensi :
[1]] Setyobudiarso,H. Aplikasi Filtrasi Anaerobil Aliran Upflow dalam Menurunkan Kadar BOD Limbah Cair.Teknik Lingkungan FTSP. ITN Malang
[2] Mirwan,A dkk. Penurunan Kadar BOD Air Sungai Martapura Menggunakan Tangki Aerasi Bertingkat. Teknik Kimia. Univ. Lambung Mangkurat
[3] Wicaksono, E. Penurunan kadar BOD dengan RBC.  Teknik Kimia. Univ. Sebelas Maret